REVIEW
Menurut
Garrison dan Noreen (2000) mengemukakan bahwa, laporan arus kas (cash flows)
adalah alat analisis yang sangat bermanfaat baik bagi manajer maupun
kreditor, meskipun sebenarnya manajer lebih banyak memberikan perhatian
terhadap arus kas (cash flows) yang disiapkan sebagai bagian dari proses
penganggaran.
Laporan
arus kas sering digunakan untuk menggambarkan kesanggupan perusahaan
dalam memenuhi biaya operasional dan kewajiban perusahaan, agar
menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk
ditanamkan kembali. Arus kas mempunyai peranan yang cukup besar terhadap
likuiditas perusahaan, semakin besar aset lancar perusahaan berupa kas
dibandingkan dengan seluruh kewajiban jangka pendek perusahaan berarti semakin tinggi
juga tingkat likuiditas perusahaan dan begitu juga sebaliknya.
Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Ikatan
Akuntansi Indonesia dalam bukunya yang berjudul ”Standar Akuntansi Keuangan“,
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya,
laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas
ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas
dari perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan
transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Menurut
Ikatan Akuntan Indonesia (2002) adalah Arus kas adalah arus masuk dan
arus keluar kas setara kas. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui
bahwa arus kas merupakan jumlah kas yang mengalir masuk dan keluar dari suatu perusahaan
dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain, arus kas adalah perubahan yang
terjadi dalam jumlah kas perusahaan selama suatu periode tertentu.
Klasifikasi Laporan Arus Kas
Laporan arus kas
harus melaporkan arus kas selama periode teretentu dan diklasifikasikan
menurut Skousen
(2009):
1. Aktivitas
Operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas
lainnya yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
2. Aktivitas
Investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain
yang tidak termasuk setara kas.
3. Aktivitas Pendanaan adalah
aktivitas yangmengakibatkan perubahaan dalam jumlah atau komposisi modal dan
pinjaman perusahaan.
Likuiditas
Likuiditas
merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban
finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar
yang tersedia. Likuiditas diukur dengan rasio aktiva lancar dibagi dengan
kewajiban lancar.
1. Pengertian Cash Flow
Arus Kas (Cash Flow)
adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas (cash equivalent) atau
investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang cepat dapat di
jadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang
signifikan (Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 2.2). Arus Kas adalah arus kas
masuk operasi dengan pengeluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan arus kas
operasi dimasa mendatang (Brigham dan Houston 2001 : 47).
2. Fungsi Cash Flow
Hal utama yang perlu
selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami
dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan.
Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada
pengurangan investasi awal.
2. Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna
menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan
dengan relatif cepat.
3. Capital growth, dana yang diperuntukkan
untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
1. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung,
biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash
out flow).
2. Aliran kas operasional (Operational Cash
Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti;
penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional
merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out
flow).
3. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow)
merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu)
seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
3. Bagian
Cash Flow
Cash Flow terdiri dari 3 bagian utama
yaitu :
1. Cash
in flow, pada bagian ini mengidentifikasi sumber-sumber dana yang akan diterima
, jumlah dananya dan waktu dalam periode tersebut, yang akan dihasilkan berupa
penjualan tunai, penjualan kredit yang akan menjadi piutang, hasil penjualan
aktiva tetap dan penerimaan lainnya. Perincian
kas ini terdiri dari dua sifat, yaitu kontinyu dan intermitan.
2. Cash out flow, pada bagian ini berhubungan dengan
pengidentifikasian semua kas yang sudah diantisipasi, antara lain pembelian
barang dagang baku, pembayaran hutang, upah, administrasi, dan pengeluaran
lainnya. Cash out flow juga punya dua sifat yang sama yaitu kontinyu dan
intermitan.
3. Financing
(pembiayaan), pada bagian ini menunjukan besarnya net cash flow dan besarnya
kebutuhan dana jika terjadi defisit.
4. Kategori
Cash Flow
1.Operating Cash Flow (OCF), adalah kas yang timbul dari kegiatan operasional perusahaan yang
berkaitan dengan penerimaan, pengeluaran, pendapatan dan biaya-biaya. Kas
inilah yang menggambarkan bagaimana perusahaan mendapatkan profit dan
mengubahnya menjadi kas. Contoh: penjualan tunai, uang muka, hutang lancar,
pembelian inventori, pembayaran biaya operasional (listrik, telepon, air),
pengiriman barang, gaji pegawai dan lain-lain. Jika OCF positif (+)
artinya perusahaan sehat, jika negatif (-) artinya perusahaan sakit atau
bleeding.
2.Investing Cash Flow (ICF), Investing
Cash Flow adalah kas yang muncul dari kegiatan investasi atau yang berkaitan
dengan jual-beli aset. Contoh: jual-beli property perusahaan, jual-beli saham
perusahaan lain, reksadana, deposito, emas dan-lain-lain. Jika ICF positf
(+) artinya uang masuk ke perusahaan. Jika ICF negatif (-) artinya uang keluar
dari perusahaan. ICF yang positif terus-menerus justru sebetulnya kurang baik
sebab itu artinya pemegang saham/owner harus terus menyetor modal untuk
membiayai perusahaan. ICF negatif (-) terus menerus justru bagus sebab
artinya perusahaan menghasilkan uang untuk para pemegang saham.
3.Financing Cash Flow (FCF), adalah
kas yang muncul dari kegiatan hutang dari pihak lain. Contohnya pinjaman dari
bank, pinjaman dari rentenir, pinjaman dari koperasi, dan pembayaran pokok
hutang-hutang tersebut. Financing Cash Flow dikatakan positif jika
menerima hutang dan negatif jika membayar hutang. Namun Financing Cash Flow
dikatakan baik jika menimbulkan dampak OCF yang positif, artinya uang yang
masuk dari hutang menimbulkan peningkatan pendapatan. Sehingga perusahaan bisa
membayar hutangnya. Sebaliknya, jika OCF negatif, artinya berbahaya sebab uang
yang masuk tidak menimbulkan keuntungan. Sehingga perusahaan belum bisa
membayar hutangnya.
5. Manfaat Cash Flow
Beberapa kegunaan dari cash flow diantaranya :
1.Cash flow merupakan alat pengkontrol
keuangan perusahaan dan sebagai alat ukur keberhasilan dalam mencapai target
yang di tetapkan, dapat juga digunakan sebagai alat penaksir kebutuhan di masa
yang akan datang.
2.Dalam penyusunan cash flow harus
diperhatikan yang mana saja yang dapat mempengaruhi dan yang tidak dapat
mempengaruhi contoh; pengakuan adanya kerugian piutang, adanya pengkuan atau
pembebanan depresiasi, adanya pembayaran stock defidend merupakan sesuatu yang
tidak mempengaruhi cash flow.
3.Bagi kreditor atau bank dengan laporan
cash flow dapat menilai kemampuan perusahaan dalam mambayar bunga atau
mengembalikan pinjamannya.
4.Pada intinya aliran cash flow dengan
sumber-sumber dan penggunaan dana adalah sama dan perhitungan penerimaan cash
flow hanya memasukan penjualan secara tunai sedangkan hasil penjualan kredit
baru akan dimasukan setelah benar-benar diterima secara tunai.
5.Dalam penerapannya sebelum membuat cash
flow, tentukan besarnya kas minimum yang tersedia (safety cash balance),
apabila pada estimasi cash out flow lebih besar dari pada cash flow in maka
akan terjadi deficit. Salah satu cara untuk menutup deficit tersebut adalah
dengan mengajikan pinjaman ke bank.
6.Asumsi merupakan suatu konsep dasar yang
harus diterapkan walau pun angapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan,
semakin banyak anggapan yang digunakan (pada umumnya tidak sesuai kenyataan)
akan banyak kelemahan pada analisa tsb.
6. Tujuan
Laporan Cash Flow
Laporan arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan
berikut ini (Hongren dkk 1989 : 845) :
1.Untuk memperkirakan arus kas masa datang. Dalam banyak kasus, sumber dan
penggunaan kas perusahaan tidaklah berubah secara dramatis dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu, penerimaan dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat
yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas dimasa datang.
2.Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan
manajemen. Laporan arus kas akan melaporkan kegiatan investasi perusahaan,
sehingga memberikan informasi arus kas kepada investor dan kreditor untuk
mengevaluasi keputusan manajer.
3.Untuk menentukan kemampuan perusahaan
membayar deviden kepada pemegang saham, pembayaran bunga dan pokok pinjaman
kepada kreditor.
4.Laporan arus kas membantu investor dan
kreditor untuk mengetahui apakah perusahaan bisa melakukan pembayaran –
pembayaran ini.
5.Untuk menunjukkan hubungan laba bersih
terhadap perubahan kas perusahaan.
6.Adanya kemungkinan bangkrutnya suatu
perusahaan yang mempunyai laba bersih yang cukup tetapi kas yang rendah menyebabkan
diperlukannya informasi arus kas.
Tujuan
Laporan Arus Kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan
dan pengeluaran kas (Dyckman dkk 2001 : 550). Informasi arus kas membantu
pemakai untuk menilai :
a. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas.
b. Kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban.
c. Penyebab
terjadinya perbedaan antara laba dan arus kas terkait.
d. Pengaruh
kegiatan investasi dan pembiayaan (pendanaan) yang menggunakan kas dan yang
tidak (non kas) terhadap posisi keuangan perusahaan.
7. Prosedur
Penyusunan Cash Flow
Ada beberapa pendekatan untuk menyusun laporan arus kas yang
digunakan dalam praktek, yang masing-masing bertujuan mengidentifikasi melalui
analisis transaksi hal-hal berikut ini :
a. Arus kas operasi, investasi, dan pendanaan.
b. Transaksi investasi dan pendanaan non kas yang
signifikan.
c. Pos-pos yang merekonsiliasi laba dan arus
kas operasi bersih.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 2 yang dapat dipergunakan
perusahaan terdapat dua metode untuk menyajikan laoran arus kas, yaitu :
a. Metode Langsung
Metode langsung menggolongkan berbagai kategori utama dari kegiatan
operasi. Metode langsung lebih mudah untuk dimengerti, dan memberikan informasi
yang lebih banyak untuk mengambil keputusan.
b. Metode Tidak Langsung
Penyusunan laporan arus kas dengan menggunakan metode ini diawali dengan
laba bersih dan menyesuaikan laba bersih tersebut sehingga diperoleh arus kas
dari aktivitas operasi.
Kedua metode tersebut mendatangkan jumlah sub-total yang sama untuk
kegiatan operasi, kegiatan investasi, kegiatan pendanaan dan arus kas bersih
selama periode tertentu. Metode tersebut berbeda hanya dalam cara menunjukkan
arus kas dari kegiatan operasi.
Penyusunan anggaran kas, menurut Riyanto (1978 : 90), dapat dilakukan
dengan beberapa tahap sebagai berikut :
a. Menyusun
estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan.
Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi operasi (operating
transactions). Pada tahap ini dapat diketahui adanya defisit (kekurangan) kas
atau
surplus (kelebihan) kas.
surplus (kelebihan) kas.
b. Menyusun
perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber
lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas. Juga disusun estimasi pembayaran
bunga kredit tersebut beserta waktu pembayarannya kembali.
Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi finansiil (financial transaction).
Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi finansiil (financial transaction).
c. Menyusun
kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya
transaksi finansiil. Anggaran kas yang final ini merupakan gabungan dari
transaksi operasional dan transaksi finansiil yang menggambarkan estimasi
penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.
8. Tahap Penyusunan Cash Flow
Ada empat langka dalam penyusunan cash flow, yaitu :
1. Menentukan minimum kas.
2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran.
3. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk
menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
4. Menyusun
kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi
financial dan budget kas yang final.
1. ANALISA LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI DASAR PENGUKURAN LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN “UNICARE” CABANG MANADO
https://drive.google.com/file/d/0B14P8KJov3dIa29qeTRnLXRnbDg/view?usp=sharing
2. PENGARUH CASH FLOW PADA KINERJA KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA PADA NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR